Penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan pada budidaya kedelai dapat menurunkan kualitas tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pupuk organik (kotoran kambing, humus, dan cocopeat serta kombinasinya) pada pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai varietas Dering 1. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan delapan perlakuan, yaitu K1 = 105 g kotoran kambing + 50% pupuk anorganik; K2 = 105 g humus + 50% pupuk anorganik; K3 = 28 g cocopeat + 50% pupuk anorganik; K4 = 52,5 g kotoran kambing + 52,5 g humus + 50% pupuk anorganik; K5 = 52,5 g kotoran kambing + 14 g cocopeat + 50% pupuk anorganik; K6 = 52,5 g humus + 14 g cocopeat + 50% pupuk anorganik; K7 = 35 g kotoran kambing + 35 g humus + 9,33 g cocopeat + 50% pupuk anorganik; dan K8 = pupuk anorganik 100%. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan pupuk organik dan anorganik berpengaruh nyata (P0,05) pada parameter produksi. Perlakuan K1 dan K5 memiliki tinggi tanaman tertinggi (76,18 dan 72,05 cm) tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan K4 (66,46 cm), K6 (65,61 cm), dan K8 (65,41 cm). K1 memiliki umur bercabang tercepat (22,78 HST) tetapi tidak berbeda nyata dengan K4 (23,33 HST), K5 (23,56 HST), K6 (24,78 HST), dan K8 (24,67 HST). K1 dan K4 memiliki jumlah biji per polong (2,44 polong) dan bobot biji (7,49 g) tertinggi. Pemberian pupuk organik dapat mengefisiensikan penggunaan pupuk anorganik dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi kedelai varietas Dering 1 sebanyak 50%.
Kata kunci: Cocopeat; Humus; Kedelai varietas Dering 1; Kotoran Kambing; Pertumbuhan; Produksi