Kemiskinan didalam sebuah daerah akan selalu terjadi apabila tidak meratanya stabilitas ekonomi yang baik. Indeks Pembangunan Manusia dan Tingkat Pengangguran Terbuka secara tidak langsung memiliki keterkaitan dengan tingkat kemiskinan pada suatu daerah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemiskinan di daerah perdesaan dan daerah perkotaan. Dengan membandingkan dua model juga akan mengetahui model terbaik yang akan digunakan pada data longitudinal dalam kasus ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam tingkat kemiskinan di daerah perdesaan masih lebih unggul jika dibandingkan dengan kemiskinan di daerah perkotaan, Angka Kemiskinan pada tahun 2015 hingga 2021 di perdesaan mengalami kenaikan sebesar 11,41% dibandingkan dengan kemiskinan di perkotaan yang menurun. Selain itu, Indeks Pembangunan Manusia di daerah perdesaan mengalami penurunan 0,02% dan di perkotaan mengalami penurunan sebesar 1,38%. Sedangkan, Tingkat Pengangguran di Perkotaan mengalami kenaikan 0,53% jika dibandingkan dengan Perdesaan yang mengalami penurunan 0,39%. Hal ini membuktikan bahwa Indeks Pembangunan Manusia sangat berhubungan erat dengan stabilitas Ekonomi dan Tingkat Kemiskinan dalam suatu daerah. Dalam hal ini, model terbaik yang digunakan yaitu Model Linier via Efek Campuran, keunggulan dalam model ini yaitu mampu bekerja mendeteksi suatu data yang random, random di sini dalam artian dengan waktu pengukuran yang tidak sama dan bisa menginterpretasikan secara umum maupun secara subjek dari waktu ke waktu. Sedangkan, metode GLS hanya bisa mendeteksi suatu data yang memiliki pengukuran yang sama. Kata kunci: data longitudinal;efek campuran;generalized least square;kemiskinan