Baterai lithium ion menjadi baterai yang paling umum digunakan untuk kebutuhan listrik guna mengurangi emisi karbon. Salah satu material yang digunakan sebagai anoda baterai adalah grafit, karena ramah lingkungan dan umur pakai yang lebih lama. Pada umumnya, penggunaan grafit komersial digunakan dalam pembuatan anoda baterai. Namun pada penelitian ini, digunakan grafit alami karena lebih murah dan ramah lingkungan. Pada penelitian sebelumnya, beberapa metode seperti pencucian asam-basa, ball-milling, dan coating carbon telah digunakan untuk memodifikasi grafit alami. Pada penelitian ini, metode hidrotermal pada suhu 180◦ C selama 12 jam dilakukan untuk menghasilkan grafit yang lebih murni. Tiga sampel dibuat yaitu sampel Commercial Graphite (CG), Natural Graphite (NG), dan Modified Natural Graphite (MNG) untuk membandingkan hasil performa elektrokimianya dengan pengujian EIS (Electrochemical Impedance Spectoscopy), CV (Cyclic Voltammetry), dan CD (Charge Discharge). Hasil dari pengujian EIS didapatkan nilai terbaik pada CG, NG, dan MNG dengan nilai konduktivitas charge transfer berturut-turut yaitu 2.12×10-4 S/cm, 1.19×10-4 S/cm, dan 4.4×10-5 S/cm Hasil uji CV menunjukkan intensitas puncak oksidasi hanya dimiliki sampel CG dan MNG yaitu pada 0.307 V dan 0.1802 V. Hasil uji CD menunjukkan nilai kapasitas discharge CG, NG, dan MNG berturut-turut 316 mAh/g, 90 mAh/g, dan 45 mAh/g. Metode hidrotermal berpengaruh untuk meningkatkan kestabilan baterai dengan resistansi kapasitas saat charging yaitu 70.37% dibandingkan dengan CG dan NG yang hanya memiliki resistansi kapasitas 54.16% dan 42.85%. Hasil XRD menunjukkan hidrotermal mampu menghilangkan beberapa fasa pengotor dan meningkatkan kandungan grafit dari 58.9% menjadi 85.4%. Kata kunci: Anoda;metode hidrotermal;grafit alami;performa elektrokimia