Akuifer dangkal banyak dimanfaatkan masyarakat untuk penggunaan air bersih karena berada dekat dengan permukaan, namun cadangan akuifer ini tidak bisa dipastikan dapat bertahan dalam jangka waktu lama apabila terjadi musim kemarau yang berkepanjangan. Salah satu daerah yang memiliki akuifer dangkal adalah Desa Sukmajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Akuifer yang ada di bawah permukaan desa tersebut harus tetap dijaga agar tidak terjadi kekeringan pada saat musim kemarau berlangsung. Maka dari itu perlu mencari sumber air tanah alternatif dengan melakukan identifikasi lapisan akuifer bawah permukaan yang dilakukan dengan metode geolistrik. Data geolistrik yang digunakan merupakan data primer hasil survei lapisan akuifer dengan pengukuran sebanyak 10 lintasan. Konfigurasi yang digunakan yaitu dipole-dipole dengan spasi elektroda terkecil 10 m dan panjang lintasan bervariasi dari 100–200 m. Berdasarkan hasil identifikasi lapisan akuifer dangkal, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada model 2D terdapat bebrapa lapisan yaitu lapisan alluvial dengan kedalaman rata-rata 0 – 12.7 m dengan nilai resistivitas 101 – 754 Ohm.m, lapisan batu pasir dengan kedalaman rata-rata 5 – 21.8 m dengan nilai resistivitas 21.2 – 99.6 Ohm.m dan lapisan akuifer dangkal sebagai target penelitian dengan kedalaman 5m – 21.8 m dengan nilai resistivitas 0.558 – 16.7 Ohm.m. Pada model 3D terlihat bahwa lapisan akuifer dangkal menerus pada semua lintasan dan saling terhubung secara 3D. Arah kemenerusan akuifer cenderung mengarah ke arah barat daya pada daerah penelitian. Isosurface yang diatur yaitu bernilai ≤ 16.7 Ohm.m dimana nilai ini termasuk dalam kategori nilai resistivitas rendah yang diduga sebagai lapisan akuifer dangkal dengan jenis akuifer bebas. Dari hasil pengolahan data Lapisan akuifer tersebut didapatkan pada kedalaman rata-rata 5m – 21,8m.
Kata kunci: Akuifer Dangkal, Geolistrik, Pesantren Darul Irsyad, dan Resistivitas.