Tanah berpasir dapat digunakan untuk membudidayakan tanaman kelapa sawit, namun tanah tersebut memiliki retensi air rendah sehingga mudah mengalami kekeringan. Inokulasi bakteri toleran kekeringan mampu memacu pertumbuhan dan meningkatkan toleransi tanaman terhadap cekaman kekeringan. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan isolat bakteri toleran kering dari rizosfer tanaman kelapa sawit yang mampu memacu pertumbuhan dan meningkatkan toleransi tanaman terhadap cekaman kekeringan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF). Hasil isolasi dan purifikasi isolat bakteri diperoleh 44 isolat penghasil eksopolisakarida, 11 isolat diantaranya mampu tumbuh pada media 5% PEG. Hasil uji keamanan hayati adalah 11 isolat bakteri terpilih tidak bersifat patogen pada tumbuhan, hewan, dan manusia. Hasil skrining isolat bakteri toleran kering diperoleh 5 isolat bakteri dengan tingkat toleran kekeringan terbaik, yaitu isolat 19.3, 34.1, 37.1, 43.1, dan 74.1. Inokulasi 5 isolat bakteri tersebut mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman model (padi) pada perlakuan 0%, 10%, dan 20% PEG dibandingkan perlakuan kontrol, yaitu panjang akar (0,17-1,27 cm), berat basah akar (0,01-0,05 g), berat kering akar (0,002-0,006 g), panjang tunas (0,2-1,17 cm), berat basah tunas (0,01-0,04 g), berat kering tunas (0,01-0,12 g), persentase perkecambahan (3,34-13,34%), dan indeks vigor (37-308). Dengan demikian, inokulasi isolat bakteri toleran kekeringan asal rizosfer kelapa sawit mampu memacu pertumbuhan dan meningkatkan toleransi tanaman terhadap cekaman kekeringan.
Kata kunci: Bakteri toleran kering; Cekaman kekeringan; Tanaman kelapa sawit