Kedondong (Spondias dulcis) merupakan tumbuhan tropis yang mengandung senyawa metabolit sekunder seperti fenolik yang dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan menentukan struktur kimia isolat fenolik dari ekstrak metanol daun kedondong (S.dulcis) serta menentukan aktivitas antioksidannya. Isolasi dilakukan dengan menggunakan berbagai metode kromatografi. Struktur hasil isolasi ditentukan berdasarkan data 1H-NMR dan 13C-NMR. Isolat yang diperoleh berbentuk padatan berwarna kehijauan yang memiliki massa 12,7 mg. Hasil analisis dengan 1H-NMR menunjukkan adanya 4 sinyal proton aromatik pada pergeseran kimia (δH) 7,85 ppm (d; J = 9,45 Hz; 1H), 6,21 ppm (d; J = 9,45 Hz; 1H), 7,11 ppm (s, 1H), dan 6,77 ppm (s, 1H), serta satu sinyal metoksi pada δ 3,91 ppm (s, 3H). Analisis dengan 13C-NMR menunjukkan adanya 8 sinyal karbon sp2 yaitu 4 sinyal karbon metin pada (δC 144,69; 111,22; 108,54; dan 102,55 ppm), dan 4 sinyal karbon kuartener (δC 151,49; 150,01; 145,66; 111,15 ppm), serta satu sinyal karbon metoksi (δC 55,41 ppm) dan satu sinyal karbonil ester (δC 162,62 ppm). Berdasarkan analisis spektrum NMR, isolat disarankan sebagai skopoletin (7-hidroksi-6-metoksi-kroman-2-on) dengan rumus molekul C10H8O4. Uji aktivitas antioksidan skopoletin menggunakan metode 2,2’-Azino-bis(3-ethylbenzothiazoline-6-sulfonic acid) (ABTS), menghasilkan nilai IC50 sebesar 69,75 ± 1,75 μg/mL yang termasuk ke dalam kategori kuat.
KATA KUNCI : antioksidan;ABTS;fenolik;kedondong (Spondias dulcis)