Image of Analisis deformasi gempa bumi yang terjadi di Tarutung dari 1 September – 31 Oktober 2022 dengan metode multitemporal dinsar

Text

Analisis deformasi gempa bumi yang terjadi di Tarutung dari 1 September – 31 Oktober 2022 dengan metode multitemporal dinsar



Tarutung termasuk wilayah rawan bencana gempa bumi. Hal tersebut karena kondisi geotektonik dan geologis Tarutung, yang dilalui oleh segmen Renun dan patahan aktif Toru, serta didominasi oleh batuan vulkanik (batuan beku, piroklastik, dan breksi vulkanik), dengan tanah berjenis podsolik yang sangat peka terhadap erosi. Gempa bumi Tatutung yang terjadi hari Sabtu, 1 Oktober 2022, pukul 02:28:41 WIB berkekuatan 6.0 Mw, telah menyebabkan banyak kerusakan dan korban jiwa di sejumlah kecamatan Tapanuli Utara. Menurut hasil pengamatan lapangan BNPB, gempa tersebut menyebabkan terjadinya deformasi. Pada penelitian ini, mengdigunakan metode multitemporal DInSAR (Differential Interferometry Synthetic Aperture Radar) untuk mengamati deformasi akibat gempa bumi Tarutung pada fase pre-seismic, co-seismic, dan post-seismic. Metode ini memanfaatkan citra Sentinel-1A, yang dapat mengidentifikasi deformasi permukaan dengan tingkat akurasi tinggi, dalam ukuran cm-mm. Adapun software untuk melakukan pengolahan data antara lain, SNAP 9.0.0, SNAPHU, QGIS 3.22.14, dan Microsoft Excel 2010. Hasil penelitian menunjukkan adanya deformasi maksimum berupa kenaikan tanah (uplift) berdasarkan LOS (Line of Sight) sebesar 2,309 cm untuk pre-seismic di kecamatan Pahae Julu, 5,105 cm untuk co-seismic di kecamatan Pahae Julu, dan 1,320 cm untuk post-seismic di kecamatan Siborong-Borong. Adapun saat deformasi minimum berupa penurunan muka tanah (subsidence) berdasarkan LOS (Line of Sight) sebesar -2,825 cm untuk pre-seismic di kecamatan Adiankoting, -0,820 cm untuk co-seismic di kecamatan Pagaran, dan -2,101 cm untuk post-seismic di kecamatan Siatas Barita. Sehingga, terlihat bahwa pada deformasi maksimum berupa uplift terjadi peningkatan secara signifikan dalam fase co-seismic, sedangkan untuk deformasi minimum berupa subsidence terjadi penurunan secara signifikan pada fase post-seismic.
Kata kunci: Deformasi, DInSAR, Line of Sight, Sentinel-1A, Tarutung


Ketersediaan

#
Perpustakaan FST (SKRIPSI) FIS 255 2023
FIS255
Tersedia

Informasi Detail

Judul Seri
-
No. Panggil
FIS255
Penerbit Prodi Fisika Sain Teknologi UIN JKT : Jakarta, Ciputat.,
Deskripsi Fisik
xiii, 102 hlm; 28 cm.
Bahasa
Bahasa Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
FIS255
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


Akses Katalog Publik Daring - Gunakan fasilitas pencarian untuk mempercepat penemuan data katalog