Detail Cantuman
Pencarian SpesifikText
Analisis ketidaksesuaian persyaratan good manufacturing practices (GMP) pengolahan dan pemasaran susu kambing murni pasteurisasi di koperasi amanah sejahtera Tangerang Selatan
Peningkatan standar mutu dan keamanan pangan wajib diterapkan oleh setiap pelaku industri seiring meningkatnya persaingan di industri pengolahan pangan. Salah satu persyaratan dasar dalam sistem manajemen mutu yang wajib diterapkan ialah GMP. Koperasi Amanah Sejahtera merupakan salah satu IPS yang belum menerapkan GMP pada pengolahan dan pemasaran susu kambing murni pasteurisasinya. Hal ini menyebab koperasi terkendala dalam mewujudkan visi dan misi utamanya yaitu “menyediakan dan memasarkan produk susu kambing yang berkualitas serta memenuhi standar kualifikasi mutu produk”. Koperasi juga terkendala dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai wadah untuk membina para peternak agar dapat memproduksi susu kambing yang berkualitas dan juga ASUH, sehingga perlu adanya perbaikan dan peningkatan sistem manajemen mutu agar secara bertahap koperasi dapat memperbaiki ketidaksesuaian yang terjadi di perusahaannya. Penelitian ini berfokus pada analisis ketidaksesuaian GMP di Koperasi Amanah Sejahtera dengan acuan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor: 75/M-IND/PER/7/2010. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan data kualitatif, dimana alat analisis yang digunakan yaitu Gap Analysis yang berfungsi untuk mengidentifikasi ketidaksesuaian antara aktivitas pengolahan dan pemasaran dengan pedoman GMP. Faktor-faktor penyebab ketidaksesuaian di analisis menggunakan 5 Whys Analysis dan Fishbone Diagram, serta 5S digunakan untuk merumuskan rekomendasi perbaikan. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas pengolahan dan pemasaran di Koperasi Amanah Sejahtera masuk ke dalam kategori kurang memenuhi persyaratan pedoman GMP dengan persentase ketidaksesuaian yaitu 41,4%. Berdasarkan rekapitulasi pengelompokkan ketidaksesuaian GMP ditemukan 0 ketidaksesuaian minor, 11 ketidaksesuaian serius, dan 9 ketidaksesuaian kritis. Hasil dari 5 Whys Analysis dan Fishbone Diagram faktor penyebab ketidaksesuaian serius dan kritis disebabkan oleh faktor man yaitu kurangnya kesadaran, kompetensi, pelatihan, disiplin, komunikasi, dan kelalaian karyawan. Faktor method disebabkan tidak adanya himbauan dan pengkajian ulang sistem pengawasan. Faktor machine disebabkan tidak adanya fasilitas perlengkapan kerja, pengangkutan, dan higienitas sanitasi yang memadai. Faktor material disebabkan oleh material bangunan yang mudah rusak, tidak tahan air, dan anti rayap, serta faktor measurement disebabkan kurangn. Kata kunci: GMP;ketidaksesuaian;gap analysis;fishbone diagram
Ketersediaan
Informasi Detail
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
452 AGR 2024
|
Penerbit | Prodi Agribisnis Sains Teknologi UIN JKT : Jakarta, Ciputat., 2024 |
Deskripsi Fisik |
xi, 184 Hlm; 28 Cm.
|
Bahasa |
Bahasa Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Klasifikasi |
452
|
Tipe Isi |
-
|
Tipe Media |
-
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
-
|
Subjek | |
Info Detail Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
Rizki Adi Puspita Sari
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain
Informasi
Akses Katalog Publik Daring - Gunakan fasilitas pencarian untuk mempercepat penemuan data katalog