Detail Cantuman
Pencarian SpesifikText
Analisis pengendalian kualitas tempe bacem di UMKM rumah tempe Indonesia, Cilendek, Kota Bogor
Kualitas menjadi hal penting karena kaitannya dengan keunggulan dan nilai kompetitif suatu produk dan bisnis. Pemenuhan kualitas mencakup seluruh industri termasuk industri makanan dan minuman. Tingkat konsumsi tempe di masyarakat menjadi yang paling tinggi diantara produk kedelai lainnya. Perilaku konsumen saat ini bergeser ke arah kepraktisan dari makanan dan minuman. Tempe bacem dalam kemasan menjadi salah satu alternatif pemenuhan kebutuhan konsumsi tempe masyarakat perkotaan yang mobilitasnya tinggi agar tetap dapat mengonsumsi makanan yang mudah dan cepat serta bernilai gizi tinggi. UMKM Rumah Tempe Indonesia merupakan industri pengolahan kedelai yang memproduksi tempe bacem dalam kemasan namun memiliki permasalahan terkait pengendalian kualitas dengan penyimpangan fisik tempe bacem yang terjadi berada di atas batas toleransi yang ditetapkan perusahaan, yakni batas toleransi hanya sebesar 2%.
Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi jenis – jenis penyimpangan fisik tempe bacem, (2) Menganalisis tingkat penyimpangan fisik tempe bacem, (3) Menganalisis penyebab penyimpangan fisik tempe bacem, dan (4) Merumuskan usulan perbaikan untuk mengurangi jumlah penyimpangan fisik dalam pengendalian kualitas tempe bacem di UMKM Rumah Tempe Indonesia menggunakan metode analisis Statistical Process Control (SPC) serta merumuskan usulan perbaikan dengan konsep 5W+1H.
Hasil penelitian menunjukkan jenis – jenis penyimpangan fisik tempe bacem di UMKM Rumah adalah bentuk tidak utuh sejumlah 603 pcs (rata-rata 43,07%), warna gosong sejumlah 250 pcs (rata-rata 17,86%), ukuran terlalu kecil sejumlah 365 pcs (rata-rata 25,43%) dan ukuran terlalu besar sejumlah 260 pcs (rata-rata 18,57%). Penyimpangan fisik tempe bacem berada dalam tingkat status tidak terkendali dengan 4 titik berada diluar batas kendali yakni titik pada hari ke-1, hari ke-5, hari ke-7, dan hari ke-11 pengamatan. Penyimpangan fisik tempe bacem diakibatkan oleh 16 penyebab dengan 5 sebab diakibatkan faktor manusia (man), 2 sebab diakibatkan faktor bahan (material), 3 sebab diakibatkan faktor metode (method), 4 sebab diakibatkan faktor alat dan mesin (machine), dan 2 sebab diakibatkan faktor lingkungan (environment). Dirumuskan 13 rekomendasi perbaikan operasional meliputi perekrutan pekerja, pelatihan pekerja, pembagian tugas pekerja, penyortiran tempe segar, pencatatan tempe segar, penggunaan bahan baku secara konsisten, pembuatan model baru tempe segar, pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang tertulis, pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP), pemutakhiran alat dan mesin produksi, penambahan instalasi sirkulasi udara, perubahan tata ruang produksi, dan pemindahan tempat produksi.
Kata kunci : Kualitas, Tempe bacem, Statistical Process Control (SPC)
Ketersediaan
Informasi Detail
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
480 AGR 2024
|
Penerbit | Prodi Agribisnis Sains Teknologi UIN JKT : Jakarta, Ciputat., 2024 |
Deskripsi Fisik |
xiv, 120 hlm; 28 cm.
|
Bahasa |
Bahasa Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Klasifikasi |
480
|
Tipe Isi |
-
|
Tipe Media |
-
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
-
|
Subjek | |
Info Detail Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
Rizki Adi Puspita Sari
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain
Informasi
Akses Katalog Publik Daring - Gunakan fasilitas pencarian untuk mempercepat penemuan data katalog